Novel: Edensor


Edensor adalah novel ketiga dalam tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada bulan Mei tahun 2007, novel ini masuk nominasi penghargaan nasional sastra KLA (Khatulistiwa Literary Award) tahun 2007. Novel ini memiliki 290 halaman. Edensor berkisah tentang perjalanan Ikal dan Arai melanjutkan kuliahnya di Universitas de Paris, Sorbonne, Perancis yang merupakan mimpi mereka sejak SMA yang akhirnya terwujud.

Edensor dibuka dengan masa lalu Ikal di Belitung, yang pertama adalah pengalaman Ikal dengan Weh, seorang nelayan di Belitung, sebatang kara, dan memiliki penyakit burut. Dikatakan dalam novel tersebut bahwa Weh memiliki pendidikan dan kecerdasan. Namun, setelah semuanya direngut oleh penyakit burutnya, ia pun memilih untuk menyendiri menjadi nelayan. Ikal yang kala itu masih SMA memiliki rasa penasaran dan ketertarikan yang tinggi kepada Weh, maka seringkali Ikal menghampiri Weh di kapalnya dan berlayar bersama. Pengalaman Ikal dalam berlayar yang mempertaruhkan hidup dan mati pun begitu seru diceritakannya. Walaupun akhirnya Weh memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri karena ia tidak mampu menanggung malu dan siksa dari penyakit itu. Ironis, Ikal belajar mencintai dirinya sendiri dari seorang yang membenci hidupnya.

Lalu ada juga Taikong Hamim, seorang tokoh agama di kampungnya yang sering diganggu oleh nakalnya Ikal kecil. Taikong Hamim sangat berperan dalam pergonta-gantian nama Ikal, karena menurut masyarakat Melayu, sebuah nama bisa menentukan sifat seseorang. Ikal yang saat kecil sudah berganti-ganti nama karena kenakalannya itu akhirnya berakhir dengan nama Andrea, nama yang tidak lazim di perkampungan Melayu saat itu, yang dipilih Ikal sendiri setelah melihat nama tersebut di majalah.

Perjalanan Ikal dan Arai setelah meninggalkan Belitung pun tidak semulus perkiraannya, nyatanya saat tiba di Jakarta mereka kesulitan mencari pekerjaan. Ikal akhirnya diterima bekerja sebagai pegawai pos, pekerjaan yang sebenarnya dihindarinya, berpisah dengan Arai yang pergi ke Kalimantan untuk mencari kerja dan kuliah. Ikal yang tetap berusaha untuk melanjutkan pendidikannya akhirnya diterima di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Setelah jatuh bangun bekerja sambil berkuliah akhirnya Ikal lulus lalu mendapatkan beasiswa ke Universitas de Paris, Sorbonne, Perancis. Dipertemukan kembali dengan Arai yang ternyata mengikuti tes beasiswa tersebut dan mendapatkan beasiswa juga.

Ikal dan Arai yang telah tiba di tanah impiannya - Sorbonne, Perancis, harus menjalani kehidupan di dunia yang benar-benar baru. Ketika mereka baru saja menjejakkan kakinya di Belgia, mereka diterpa cuaca dingin yang menggila yang hampir merengut nyawa mereka. Mereka yang tidak punya tempat tujuan karena masalah tertentu, terbeku disudut taman kota. Untungnya Arai dengan akalnya menggunakan daun-daun kering untuk menyelimuti tubuh dingin mereka sehingga mereka pun bisa melewati masa-masa kritis tersebut.

Setelah menyelesaikan masalah-masalah yang ada dibantu oleh Famke Somers, Ikal dan Arai pun akhirnya memulai kuliahnya di Universitas de Paris. Ikal bertemu dengan teman-teman dari seluruh penjuru dunia dengan keunikannya masing-masing. Jenius-jenius dari setiap negara diceritakan dengan hebatnya, berargumen memperjuangkan pemikirannya. Ada pula 'The Pathetic Four', kelompok mahasiswa yang menerima beasiswa sehingga harus berjuang keras mendapatkan nilai yang memuaskan, Ikal termasuk salah satunya. Kisah cinta Ikal pun tak berhenti walaupun sedang berada di benua lain, Katya, gadis pujaan seluruh kaum adam di Universitas tersebut ternyata menambatkan hatinya kepada Ikal. Katya pun sempat menjadi kekasih Ikal walau tidak lama.

Puncak dari cerita di novel 'Edensor' ini adalah ketika Ikal dan Arai bertekad untuk menjelajahi Eropa dengan backpacker. Perjalanan ini juga dibiayai dengan pengalaman Ikal dan Arai yang mengagumkan sebagai patung seni jalanan. Senang dan susah mereka lewati saat menjelajahi Eropa yang luas, disini diceritakan bagaimana mereka harus tidur digereja sembari makan dari sedekah warga setempat, ada juga pertemuan mengharukan dengan warga Indonesia yang telah lama tinggal di Eropa. Hanya berbekal impian, keberanian, dan tekad, mereka akhirnya mampu melakukan perjalanan ke 42 negara di Eropa, Rusia hingga menjejakkan kakinya ke Afrika!

Ketika kembali ke Paris, Ikal kembali menjalani hidupnya sebagai mahasiswa. Ia tenggelam dalam risetnya dan sampai mengikuti profesor pembimbingnya yang pindah ke Universitas Shieffield Hallam untuk melanjutkan risetnya dibawah bimbingan profesor tersebut. Pada perjalanan di Inggris yang tidak ia rencanakan tersebut, dirinya terpaku pada suatu lukisan hidup, seperti lukisan yang ada di buku novel, kado dari A Ling. Ia telah berada di sebuah tempat di Inggris yang bernama Edensor, yang selama ini ia kira hanya sebagai tempat khayalan ternyata sungguh ada. Kejadian itu ia jadikan simbol pertemuannya dengan A Ling, yang tidak dapat ia temukan setelah mencari-cari di seluruh penghujung dunia.

Novel karya Andrea Hirata ini sama inspiratifnya dengan kedua novel pertamanya, Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi. Ketiga novel tersebut memberikan letupan inspirasi dan semangat bagi pembacanya untuk tidak menyerah dalam mengejar mimpi. Novel 'Edensor' ini penuh kata-kata metafora dan ilmiah - ciri khas penulis Andrea Hirata, yang mampu membuai kami untuk masuk kedalam ceritanya, menyentuh, juga dipenuhi kelucuan-kelucuan yang menghibur. Setelah membaca novel ini, anda pasti langsung ingin bersiap keliling dunia, menembus puncak mimpi, hanya dengan bermodalkan keyakinan.

Desa Edensor yang terletak di kawasan Derbyshire, Peak District, Inggris


Komentar

  1. Gue harap lo bisa tetap melanjutkan review buku ataupun meluangkan waktu buat ngisi blog lo ini Kak. By the way, rapi banget tatanan bahasanya. Jadinya enak dibaca :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Novel: Sang Pemimpi

Novel: Laskar Pelangi